Harlah KMSG: Memperkuat Karakter Bangsa dengan Nilai-Nilai Budaya Cirebon dan Hikmah Sunan Gunung Djati
Pernahkah kita merenungkan bagaimana budaya dan karakter bangsa Indonesia terbentuk? Dalam rangka memperingati Harlah KMSG Jabodetabek ke-60, kita berkesempatan untuk menyelami kekayaan budaya Cirebon dan menggali makna mendalam ajaran Sunan Gunung Djati bersama Guru Besar UIN Jakarta, Prof. Dr. Euis Amalia, M.Ag. Melalui ceramah inspiratifnya, beliau mengajak kita untuk meneladani nilai-nilai luhur budaya bangsa dan memperkuat karakter diri dalam menghadapi era globalisasi.
Menelusuri Sejarah dan Budaya Cirebon
Sejarah Cirebon tidak dapat dipisahkan dari figur besar Prabu Siliwangi dan pengaruh dari Ismailiyah Mesir. Prabu Siliwangi dikenal sebagai penguasa besar yang membawa kejayaan Kerajaan Pajajaran. Interaksi dengan pedagang dan ulama dari Mesir memperkaya budaya dan spiritualitas Cirebon, menjadikannya pusat penyebaran Islam di Jawa Barat.
Nilai-nilai budaya Cirebon yang terkandung dalam filosofi Sunan Gunung Djati, seperti ajaran “ingsun nitip tajug lan fakir miskin, ing sugih bli wong melarat, ing melarat bli gelugat,” mengajarkan pentingnya menjalin relasi baik dengan Allah SWT, kepedulian sosial, dan semangat untuk terus berusaha.
Akulturasi budaya yang terjadi di Cirebon menciptakan lingkungan di mana nilai-nilai religiusitas, kearifan lokal, etika, saling menghargai, guyub, dan keakraban menjadi sangat penting. Cirebon berperan sebagai salah satu nadi utama pembentuk budaya Indonesia.
Membangun Karakter Bangsa yang Kuat
Nilai-nilai budaya Cirebon memiliki peran penting dalam memperkuat karakter bangsa. Ajaran Sunan Gunung Djati dapat diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari dengan cara memakmurkan tempat ibadah, peduli terhadap fakir miskin, dan memiliki semangat berbagi serta berusaha.
Contoh tokoh-tokoh inspiratif yang mencerminkan nilai-nilai budaya Cirebon juga menjadi bukti nyata bagaimana ajaran ini dapat membentuk karakter yang kuat dan berintegritas.
Menuju Indonesia Emas 2045
Indonesia memiliki potensi SDM yang besar dan bonus demografi yang dapat menjadi modal human capital untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045. Peran budaya sangat penting dalam membangun karakter dan semangat bangsa yang siap menghadapi tantangan zaman.
Penguatan ekonomi Cirebon juga menjadi bagian penting dalam konteks ini. Kegiatan KMSG, seperti Festival Budaya Cirebon, menunjukkan komitmen organisasi ini dalam menjaga dan memperkenalkan kekayaan budaya Indonesia kepada masyarakat luas. Tantangan digital menuntut adaptasi budaya dalam era digital, namun nilai-nilai luhur tetap harus dijaga dan dipertahankan.
Penutup
Ceramah Prof. Dr. Euis Amalia, M.Ag, memberikan dorongan bagi kita semua untuk meneladani nilai-nilai luhur Sunan Gunung Djati, melestarikan budaya bangsa, dan memperkuat karakter bangsa Indonesia. Mari kita jadikan momen Harlah KMSG Jabodetabek ini sebagai titik awal untuk semakin aktif dalam menjaga dan memajukan budaya Indonesia. Dengan mengikuti falsafah luhur Kanjeng Sunan Gunung Djati, kita dapat mewujudkan budaya Nusantara yang adi luhung, menghadapi tantangan dunia era disrupsi, dan menyongsong Indonesia Emas 2045 dengan SDM yang kuat dan berdaya saing.