Prof. Dr. Euis Amalia Online

Menguatkan Nilai Spiritual Islam Untuk Kesejahteraan Ekonomi Umat

Pada acara Ceramah Ramadhan Majelis Nasional KAHMI, Prof. Dr. Euis Amalia, M.Ag., Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, menyampaikan ceramah dengan tema yang sangat relevan: “Membangkitkan Nilai Spiritualitas Islam untuk Memperkuat Ekonomi Umat”. Dalam paparannya, beliau menguraikan konsep-konsep Islam yang mendalam dan mendasar, yang dapat menjadi landasan bagi pembangunan ekonomi umat secara holistik dan berkelanjutan.

Spirituality dan Ekonomi Islam: Lebih dari Sekedar Bank Syariah

Prof. Euis Amalia memulai dengan menegaskan bahwa pembahasan mengenai ekonomi Islam tidak boleh terbatas pada wacana tentang bank syariah saja. Spiritualitas Islam haruslah menjadi pijakan utama dalam setiap aspek kehidupan, termasuk ekonomi. Salah satu pilar spiritualitas Islam yang diangkat adalah puasa, sebuah ibadah yang bukan sekadar menahan diri dari makan dan minum, tetapi juga sebagai wahana untuk mencapai takwa. Takwa, atau kesalehan, mencakup aspek karakter, sikap, dan perilaku yang lurus dan sesuai dengan ajaran Islam.

Konsep Taqwa dalam Kehidupan Ekonomi

Puasa tidak hanya mengajarkan menahan diri, tetapi juga mengendalikan sikap dan perilaku untuk selalu berada di jalan Allah. Nilai-nilai yang diperoleh dari puasa, seperti kejujuran, disiplin, dan kepedulian sosial, menjadi panduan dalam beraktivitas ekonomi. Prof. Euis menekankan bahwa kegiatan ekonomi yang baik adalah yang dilandasi oleh keimanan yang mendalam dan taqwa yang kuat.

Membangun Kesejahteraan Melalui Amanah dan Produktivitas

Salah satu prinsip utama dalam Islam adalah amanah, atau kepercayaan, dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab. Seorang yang beriman haruslah menjadi agen perubahan yang menjunjung tinggi kejujuran, tanggung jawab, dan kepedulian terhadap sesama. Hal ini juga berimplikasi pada produktivitas, di mana Islam mendorong umatnya untuk bekerja dengan tekun dan adil, serta memanfaatkan harta secara halal.

Zakat dan Wakaf sebagai Instrumen Pemberdayaan Ekonomi

Dalam konteks ekonomi, zakat dan wakaf memiliki peran penting sebagai instrumen pemberdayaan masyarakat. Zakat bukan hanya sekadar kewajiban berbagi kepada yang membutuhkan, tetapi juga merupakan mekanisme redistribusi kekayaan yang mendorong daya beli dan investasi produktif. Sementara itu, wakaf mengajarkan nilai kepedulian sosial dan memberikan peluang untuk memanfaatkan aset secara produktif demi kesejahteraan bersama.

Tantangan dan Harapan

Meskipun Indonesia memiliki potensi ekonomi yang besar, tantangan seperti kemiskinan, pengangguran, dan kesenjangan masih menjadi masalah yang harus diatasi. Namun, dengan komitmen untuk membangun ekonomi berbasis spiritualitas Islam dan nilai-nilai keindonesiaan, serta memanfaatkan instrumen ekonomi syariah secara optimal, harapan untuk mencapai kesejahteraan umat menjadi semakin nyata.

Dari paparan Prof. Dr. Euis Amalia, M.Ag, kita dapat menyimpulkan bahwa memperkuat nilai spiritualitas Islam dapat menjadi kunci dalam membangun ekonomi umat yang berkelanjutan dan inklusif. Dengan mengintegrasikan konsep-konsep Islam seperti taqwa, amanah, zakat, dan wakaf dalam setiap aspek kehidupan ekonomi, kita dapat menciptakan sebuah sistem ekonomi yang tidak hanya mencari keuntungan materi, tetapi juga keberkahan dan kesejahteraan bersama.

Strengthening Islamic Spiritual Values for the Welfare of the Community’s Economy

At the Ramadan Lecture of the National Assembly of KAHMI, Prof. Dr. Euis Amalia, M.Ag., Professor at UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, delivered a lecture on a highly relevant theme: “Reviving the Spiritual Values of Islam to Strengthen the Economy of the Community.” In her presentation, she elaborated on deep and fundamental Islamic concepts that could serve as the foundation for holistic and sustainable community economic development.

Spirituality and Islamic Economics: Beyond Just Islamic Banking Prof. Euis Amalia began by emphasizing that discussions on Islamic economics should not be limited to discourse on Islamic banking alone. Islamic spirituality should be the mainstay in every aspect of life, including economics. One of the pillars of Islamic spirituality discussed is fasting, a worship that is not merely about abstaining from food and drink but also serves as a means to attain piety. Piety, or righteousness, encompasses aspects of character, attitude, and behavior that are straight and in accordance with Islamic teachings.

The Concept of Taqwa in Economic Life Fasting not only teaches self-restraint but also control over attitudes and behaviors to always be on the path of Allah. The values gained from fasting, such as honesty, discipline, and social concern, serve as guidelines in economic activities. Prof. Euis emphasized that good economic activities are those grounded in deep faith and strong piety.

Building Welfare Through Trustworthiness and Productivity One of the fundamental principles in Islam is trustworthiness, or trust, in carrying out duties and responsibilities. A believer should be an agent of change who upholds honesty, responsibility, and concern for others. This also implies productivity, where Islam encourages its followers to work diligently and fairly, and to utilize wealth in a lawful manner.

Zakat and Waqf as Instruments of Economic Empowerment In the economic context, zakat and waqf play crucial roles as instruments of community empowerment. Zakat is not only a duty to share with those in need but also a mechanism for redistributing wealth that stimulates purchasing power and productive investment. Meanwhile, waqf teaches the value of social care and provides opportunities to utilize assets productively for collective welfare.

Challenges and Hopes Although Indonesia has vast economic potential, challenges such as poverty, unemployment, and inequality persist. However, with a commitment to building an economy based on Islamic spirituality and Indonesian values, and by utilizing Shariah-compliant economic instruments optimally, the hope for achieving community welfare becomes increasingly tangible.

From the presentation of Prof. Dr. Euis Amalia, M.Ag., we can conclude that strengthening Islamic spiritual values can be key to building a sustainable and inclusive community economy. By integrating Islamic concepts such as taqwa, trustworthiness, zakat, and waqf into every aspect of economic life, we can create an economic system that seeks not only material profit but also blessings and shared prosperity.

http://www.euisamalia.com

Leave a Reply