Membangun Ekosistem Halal Indonesia untuk Memperkuat UMKM
Paparan Mendalam dari Prof. Dr. Euis Amalia
Jakarta, 24 Agustus 2024 – Workshop nasional yang bertajuk “Membangun Ekosistem Halal Indonesia dalam Memperkuat UMKM” sukses digelar pada 22-23 Agustus 2024 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Acara ini menampilkan Prof. Dr. Euis Amalia, M.Ag, Guru Besar Ekonomi Islam dan Direktur Pusat Pengkajian dan Pengembangan Ekonomi Syariah (P2EKS) UIN Jakarta, sebagai narasumber. Beliau memberikan paparan mendalam tentang strategi membangun ekosistem halal yang kokoh guna memperkuat Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Indonesia.
Dalam paparannya, Prof. Euis menekankan bahwa ekosistem halal bukan hanya sekedar sertifikasi produk, tetapi mencakup semua aspek yang berhubungan dengan rantai pasok dan nilai industri, mulai dari produksi hingga konsumsi. Ia menjelaskan bahwa ekosistem halal yang kuat akan mampu mendongkrak daya saing UMKM, terutama dalam pasar global yang semakin kompetitif.
Potensi Ekonomi Halal Global
Prof. Euis menggarisbawahi posisi Indonesia yang semakin strategis di kancah ekonomi halal global. Menurut laporan The State of Global Islamic Economy 2023, Indonesia berhasil menempati peringkat ketiga dalam sektor makanan halal, yang menunjukkan peningkatan signifikan dari peringkat keempat di tahun sebelumnya. “Hal ini membuktikan bahwa Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi pemain utama dalam industri halal global,” ujar Prof. Euis.
Beliau juga memaparkan data tentang pertumbuhan ekonomi syariah secara global, di mana aset keuangan syariah mencapai US$ 2,88 triliun pada 2019, mengalami peningkatan sebesar 13,9% dari tahun sebelumnya. Ini menjadi peluang besar bagi Indonesia untuk memaksimalkan potensi keuangan syariah guna mendukung pengembangan UMKM halal.
Strategi Penguatan Ekosistem Halal
Dalam pemaparannya, Prof. Euis menyoroti sepuluh strategi utama untuk penguatan ekosistem halal di Indonesia. Di antaranya adalah penguatan rantai nilai industri halal berbasis produktivitas, ketahanan pangan dan bahan baku halal, serta penguasaan pasar industri halal di tingkat global. Selain itu, penguatan kewirausahaan UMKM dan koperasi syariah juga menjadi prioritas utama dalam mendorong ekonomi syariah sebagai arus utama pembangunan Indonesia menuju 2045.
Beliau juga menekankan pentingnya digitalisasi dalam mendukung ekosistem halal. Transformasi digital, termasuk penggunaan big data, blockchain, dan kecerdasan buatan, menjadi elemen kunci dalam memastikan bahwa produk halal Indonesia dapat bersaing secara global. “Digitalisasi memungkinkan transparansi dan efisiensi dalam rantai pasok halal, serta memperluas akses pasar bagi UMKM halal Indonesia,” jelas Prof. Euis.
Tantangan dan Peluang
Meskipun memiliki potensi besar, Prof. Euis juga mengingatkan tentang berbagai tantangan yang harus dihadapi, seperti rendahnya literasi halal di kalangan UMKM dan keterbatasan akses ke pembiayaan syariah. Oleh karena itu, beliau mengusulkan peningkatan sinergi antara pemerintah, lembaga keuangan syariah, dan sektor swasta untuk menciptakan lingkungan yang kondusif bagi pengembangan ekosistem halal. Selain itu, penguatan regulasi dan kebijakan yang mendukung industri halal juga menjadi faktor kunci.
Workshop ini mendapat apresiasi tinggi dari para peserta, khususnya pelaku UMKM, yang merasa mendapatkan wawasan baru dan praktis untuk diterapkan dalam bisnis mereka. “Paparan dari Prof. Euis sangat membuka mata kami tentang betapa pentingnya ekosistem halal yang terintegrasi dan dukungan keuangan syariah dalam meningkatkan daya saing usaha,” ujar salah satu peserta.
Dengan berakhirnya workshop ini, diharapkan inisiatif-inisiatif seperti ini terus berlanjut, sehingga Indonesia tidak hanya mampu menguasai pasar halal domestik, tetapi juga menjadi kekuatan utama dalam industri halal global, sejalan dengan visi Indonesia Emas 2045.