Prof. Dr. Euis Amalia Online

Zakat sebagai Solusi Mengentaskan Kemiskinan dan Menciptakan Keadilan Sosial

Masjid Agung Sunda Kelapa menjadi saksi pentingnya zakat dalam mewujudkan keadilan sosial melalui Kuliah Dhuha yang bertajuk “Urgensi Zakat dalam Mengentaskan Kemiskinan”. Pada kesempatan tersebut, Prof. Dr. Euis Amalia menjelaskan betapa pentingnya zakat sebagai salah satu rukun Islam dalam mengurangi kesenjangan ekonomi di masyarakat.

Memahami Esensi Zakat

Zakat merupakan kewajiban bagi setiap muslim yang mampu untuk memberikan sebagian hartanya kepada yang membutuhkan. Zakat bukan hanya tentang membersihkan harta, tetapi juga membersihkan jiwa dari sifat kikir dan tamak. Secara garis besar, zakat terbagi menjadi dua jenis: zakat fitrah (zakat yang dibayarkan pada bulan Ramadan) dan zakat mal (zakat dari harta kekayaan seperti tabungan, emas, atau hasil usaha).

Fungsi Ganda Zakat

Prof.  Euis Amalia menjelaskan bahwa zakat memiliki dua fungsi utama. Pertama, zakat membersihkan harta dari hak orang lain, sehingga kita terhindar dari sifat kikir. Kedua, zakat berperan sebagai alat distribusi kekayaan dari orang kaya kepada orang miskin, sehingga meningkatkan daya beli dan kemandirian masyarakat miskin.

“Zakat bukan sekadar kewajiban agama, tetapi juga alat untuk menciptakan keadilan sosial. Dalam Al-Qur’an, Allah berfirman bahwa pada harta kita ada hak orang lain, terutama mereka yang miskin dan tidak mampu,” ujar beliau.

Zakat di Era Modern

Seiring dengan perkembangan zaman, zakat tidak lagi terbatas pada hasil pertanian atau ternak. Zakat juga mencakup penghasilan dari profesi, deposito, saham, dan bahkan hadiah. Hal ini menunjukkan bahwa zakat harus selalu relevan dengan perkembangan zaman.

“Zakat di era modern tidak hanya terbatas pada hasil pertanian atau ternak. Sekarang, zakat juga mencakup penghasilan dari profesi, deposito, saham, dan bahkan hadiah. Ini menunjukkan bahwa zakat harus disesuaikan dengan perkembangan zaman,” jelas Prof Euis Amalia.

Peran Lembaga Zakat

Di Indonesia, zakat dikelola oleh lembaga-lembaga resmi seperti Baznas (Badan Amil Zakat Nasional). Lembaga ini bertugas mengumpulkan dan menyalurkan zakat kepada delapan golongan penerima zakat (asnaf), termasuk fakir miskin, amil (pengelola zakat), dan mualaf (orang yang baru masuk Islam).

“Lembaga zakat seperti Baznas memiliki peran penting dalam memastikan zakat disalurkan kepada yang berhak. Mereka juga harus profesional dan amanah dalam mengelola dana zakat,” tambah beliau.

Sinergi Zakat dan Pajak

Salah satu pertanyaan menarik yang muncul adalah tentang hubungan antara zakat dan pajak. Prof. Euis Amalia menjelaskan bahwa di Indonesia, zakat dapat mengurangi kewajiban pajak. Artinya, zakat yang dibayarkan bisa dijadikan pengurang penghasilan kena pajak.

“Zakat dan pajak adalah dua kewajiban yang harus dipenuhi. Namun, di Indonesia, zakat yang kita bayarkan bisa mengurangi kewajiban pajak. Ini adalah bentuk kompromi antara kewajiban agama dan kewajiban negara,” jelasnya.

Kegiatan Sosial di Masjid Agung Sunda Kelapa

Selain kuliah Dhuha, Masjid Agung Sunda Kelapa juga активно mengadakan berbagai kegiatan sosial, termasuk acara Iktikaf yang akan diselenggarakan pada 21 Desember 2023 hingga 1 Januari 2024. Masjid ini juga menyediakan layanan penyaluran zakat dan snack untuk jemaah.

Zakat adalah salah satu pilar penting dalam Islam yang tidak hanya membersihkan harta dan jiwa, tetapi juga berperan besar dalam menciptakan keadilan sosial dan mengurangi kemiskinan. Dengan zakat, kita bisa membantu mereka yang kurang beruntung untuk meningkatkan taraf hidupnya, sehingga tercipta masyarakat yang lebih sejahtera dan adil.

“Mari kita tingkatkan kesadaran untuk menunaikan zakat, karena zakat bukan hanya kewajiban, tetapi juga investasi untuk kehidupan kita di dunia dan akhirat,” tutup Prof. Euis Amalia.

https://euisamalia.com

Leave a Reply