Prof. Dr. Euis Amalia Online

Membangun Gaya Hidup Halal

Membangun gaya hidup halal merupakan aspek penting dalam kehidupan seorang Muslim, sesuai dengan perintah Allah dalam Al-Qur’an Surah Al-Baqarah ayat 168:

“Wahai manusia! Makanlah dari (makanan) yang halal dan baik yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan. Sungguh, setan itu musuh yang nyata bagimu.”

Ayat ini menegaskan bahwa umat Islam dianjurkan untuk mengonsumsi makanan yang tidak hanya halal secara hukum, tetapi juga baik (thayyib) bagi kesehatan dan kesejahteraan.

Pengertian Halal dan Thayyib

Dalam konteks Islam, ‘halal’ berarti segala sesuatu yang diperbolehkan menurut syariat, sementara ‘thayyib’ merujuk pada sesuatu yang baik, sehat, dan bermanfaat. Prof. Dr. Euis Amalia, M.Ag, Pakar Ekonomi Islam dari UIN Jakarta, menjelaskan bahwa konsep halal tidak hanya terbatas pada makanan dan minuman, tetapi juga mencakup aspek lain seperti pakaian, kosmetik, perjalanan, hiburan, dan lembaga keuangan. Semua aspek ini harus bebas dari unsur yang dilarang dalam Islam, seperti riba, gharar (ketidakjelasan), dan maysir (perjudian), serta mengikuti prinsip transaksi keuangan syariah.

Implementasi Gaya Hidup Halal

Menerapkan gaya hidup halal berarti memastikan bahwa setiap produk dan layanan yang kita gunakan memenuhi standar halal dan thayyib. Dalam industri makanan, misalnya, proses produksi harus memperhatikan kehalalan dari bahan baku hingga pengemasan, memastikan tidak ada kontaminasi dengan bahan haram. Demikian pula dalam industri kosmetik dan farmasi, penggunaan bahan-bahan alami yang bebas dari zat terlarang sangat dianjurkan. Di sektor keuangan, sistem keuangan syariah menghindari praktik riba dan transaksi yang tidak transparan, sehingga menciptakan ekonomi yang lebih adil dan beretika.

Manfaat Gaya Hidup Halal

Mengadopsi gaya hidup halal tidak hanya memenuhi kewajiban keagamaan, tetapi juga membawa manfaat lain. Produk halal sering dikaitkan dengan kualitas tinggi, kebersihan, dan kesehatan, sehingga dapat meningkatkan kepercayaan konsumen. Selain itu, dengan adanya sertifikasi halal, produk memiliki nilai tambah dan daya saing yang lebih kuat di pasar nasional maupun global. Hal ini sejalan dengan upaya Indonesia untuk menjadi pusat halal dunia pada tahun 2024, sebagaimana diungkapkan oleh Prof. Euis Amalia.

Tantangan dan Peluang

Meskipun penerapan gaya hidup halal semakin meluas, masih terdapat tantangan seperti rendahnya literasi halal di kalangan masyarakat dan perbedaan standar sertifikasi di berbagai negara. Namun, dengan meningkatnya kesadaran dan permintaan akan produk halal, terdapat peluang besar bagi pelaku usaha untuk berinovasi dan memenuhi kebutuhan pasar yang terus berkembang.

Dengan demikian, membangun gaya hidup halal adalah langkah penting bagi umat Islam untuk menjalani kehidupan sesuai dengan ajaran agama, sekaligus berkontribusi pada pengembangan ekonomi yang beretika dan berkelanjutan.

https://euisamalia.com

Leave a Reply